Daftar Isi: (toc)
MENYASAR ATAU KESASAR?
Beberapa waktu yang lalu, saya mendapat kehormatan untuk berwawancara di studio Radio Pelita Kasih (RPK-FM) Jakarta. Seperti biasa, topik untuk saya adalah soal pembahasan bisnis dan kewirausahaan. Saya berperan sebagai narasumber, sedangkan mitra acara RPK adalah Ir. Novry Sabmen Simanjuntak, Pemimpin Umum dan Perusahaan Majalah “AdInfo”, sebuah media bisnis kawasan yang berlokasi di Jakarta Barat.
Setelah saya menjawab sejumlah pertanyaan, host penyiar radio RPK mengalihkan pertanyaan pada Novry. Sebuah pertanyaan terlontar: “Pak Novry, sebagai sebuah media dalam bentuk majalah kawasan, sebenarnya apa yang menjadi tujuan utama AdInfo dalam berbisnis?”
Novry menjawab dengan sigap kira-kira seperti ini: “Kami menyasar para pengusaha yang beroperasi di daerah Jakarta Barat…bla..bla..” dan sang penyiar tampak puas dengan jawaban beliau.
Dasar otak saya yang terlalu liar (yang kadang-kadang saya sendiri sulit mengendalikannya), di tengah hujan pertanyaan baik dari host mau pun dari masyarakat pendengar RPK, masih “sempat-sempatnya” terpikir oleh saya: “Pasti yang dimaksud Novry dengan ‘menyasar’ adalah ‘membidik sasaran’, bukannya ‘kesasar’ yang berarti ‘tersesat’..”
Dewasa ini memang cukup banyak kata-kata yang terasa baru di telinga saya, dan biasanya orang medialah yang paling cepat menyerap serta mengaplikasikannya di lapangan. Saya salut terhadap mereka, karena dari media jugalah saya pertama kali berkenalan dengan kata-kata semacam “mengejawantah”, “menengarai”, “mengunduh”, “mengunggah” dan lain sebagainya.
Namun sempat juga saya tersenyum sendiri, membayangkan kalau ada orang menerjemahkan kalimat Novry menjadi: “Kami kesasar ke para pengusaha....”.
Bahasa Indonesia memang unik, seunik bangsa ini yang terdiri dari beribu pulau, bermacam budaya, beragam warna kulit, berbagai adat istiadat, berjenis-jenis agama, dan beratus bahasa serta sub bahasa, mulai dari bahasa nasional Bahasa Indonesia, bahasa daerah, sampai pun bahasa prokem (preman) juga ada.
Untuk alasan itulah, saya menjadi cinta Indonesia, cinta bangsa ini berikut segala problematika dan suka duka yang tak dapat disamai oleh bangsa lain..
Rusman Hakim
Pengamat Kewirausahaan
Email: rusman@gacerindo.com
Web: http://www.gacerindo.com/, http://www.pempekpatrol.com/
Blog: http://rusmanhakim.blogspot.com/
Mobile: 0816.144.2792
Beberapa waktu yang lalu, saya mendapat kehormatan untuk berwawancara di studio Radio Pelita Kasih (RPK-FM) Jakarta. Seperti biasa, topik untuk saya adalah soal pembahasan bisnis dan kewirausahaan. Saya berperan sebagai narasumber, sedangkan mitra acara RPK adalah Ir. Novry Sabmen Simanjuntak, Pemimpin Umum dan Perusahaan Majalah “AdInfo”, sebuah media bisnis kawasan yang berlokasi di Jakarta Barat.
Setelah saya menjawab sejumlah pertanyaan, host penyiar radio RPK mengalihkan pertanyaan pada Novry. Sebuah pertanyaan terlontar: “Pak Novry, sebagai sebuah media dalam bentuk majalah kawasan, sebenarnya apa yang menjadi tujuan utama AdInfo dalam berbisnis?”
Novry menjawab dengan sigap kira-kira seperti ini: “Kami menyasar para pengusaha yang beroperasi di daerah Jakarta Barat…bla..bla..” dan sang penyiar tampak puas dengan jawaban beliau.
Dasar otak saya yang terlalu liar (yang kadang-kadang saya sendiri sulit mengendalikannya), di tengah hujan pertanyaan baik dari host mau pun dari masyarakat pendengar RPK, masih “sempat-sempatnya” terpikir oleh saya: “Pasti yang dimaksud Novry dengan ‘menyasar’ adalah ‘membidik sasaran’, bukannya ‘kesasar’ yang berarti ‘tersesat’..”
Dewasa ini memang cukup banyak kata-kata yang terasa baru di telinga saya, dan biasanya orang medialah yang paling cepat menyerap serta mengaplikasikannya di lapangan. Saya salut terhadap mereka, karena dari media jugalah saya pertama kali berkenalan dengan kata-kata semacam “mengejawantah”, “menengarai”, “mengunduh”, “mengunggah” dan lain sebagainya.
Namun sempat juga saya tersenyum sendiri, membayangkan kalau ada orang menerjemahkan kalimat Novry menjadi: “Kami kesasar ke para pengusaha....”.
Bahasa Indonesia memang unik, seunik bangsa ini yang terdiri dari beribu pulau, bermacam budaya, beragam warna kulit, berbagai adat istiadat, berjenis-jenis agama, dan beratus bahasa serta sub bahasa, mulai dari bahasa nasional Bahasa Indonesia, bahasa daerah, sampai pun bahasa prokem (preman) juga ada.
Untuk alasan itulah, saya menjadi cinta Indonesia, cinta bangsa ini berikut segala problematika dan suka duka yang tak dapat disamai oleh bangsa lain..
Rusman Hakim
Pengamat Kewirausahaan
Email: rusman@gacerindo.com
Web: http://www.gacerindo.com/, http://www.pempekpatrol.com/
Blog: http://rusmanhakim.blogspot.com/
Mobile: 0816.144.2792
Ikuti Gacerindo.com pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan Berita Terupdate tentang Dunia Pendidikan dan Hiburan). Klik tanda ☆ (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.