Panduan, Tata Cara dan Teknik Penulisan Soal HOTS

Daftar Isi: (toc)

Blogpendidikan.net - Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang terjadi ketika seseorang dihadapkan pada situasi atau suatu permasalahan yang harus diselesaikan. Kegiatan mental atau kegiatan berpikir yang terjadi dapat berbeda-beda tingkatannya tergantung pada situasi atau kompleksitas masalah yang dihadapi. Suatu masalah mungkin dapat diselesaikan dengan tingkat berpikir yang lebih rendah seperti mengingat dan memahami. Masalah lain yang lebih kompleks memerlukan keterampilan berpikir yang lebih tinggi, seperti menganalisis dan mengevaluasi. Proses berpikir dan klasifikasinya telah banyak dibahas para ahli. 

Klasifikasi atau taksonomi yang paling dikenal dalam dunia pendidikan ialah Taksonomi Bloom. Taksonomi tersebut digagas oleh Benyamin Bloom dan dipublikasikan bersama koleganya pada tahun 1956. Setelah 40 tahun, Taksonomi tersebut direvisi, terutama oleh Lorin Anderson dan David Krathwol dan dipublikasi tahun 2001. Dalam Taksonomi Bloom yang direvisi tersebut, dirumuskan 6 level proses berpikir, yaitu mengingat (remembering), memahami (understanding), menerapkan (applying), menganalisis (analyzing), mengevaluasi (evaluating), dan mengkreasi (creating).
Susan Brookhart mengkategorikan tiga proses kognitif paling atas pada taksonomi Bloom, yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi sebagai proses berpikir tingkat tinggi. Susan menjelaskan tiga proses kognitif tersebut sebagai berikut.

Selain menganalisis, mengevaluasi dan mengkreasi dari Taxonomi Bloom tersebut, dikenal juga istilah lain untuk menunjukkan proses berpikir tingkat tinggi seperti judgement dan berpikir kritis, menyelesaikan masalah, kreativitas dan berpikir kreatif. Dalam tataran operasional, proses berpikir tersebut seringkali overlap. Sebagai contoh ketika mengkreasi, berpikir kritis dan berpikir kreatif juga terlibat. Demikian pula ketika menyelesaikan masalah, analisis, evaluasi, berpikir kreatif juga dapat terlibat. Sebagian istilah yang berbeda juga bermakna hampir sama misalnya antara judgment dan mengevaluasi. Seperti telah dikemukakan sebelumnya, berpikir tingkat tinggi dapat ditunjukkan ketika individu menerapkan pengetahuan dan keterampilan ke konteks yang baru atau cara yang lebih kompleks (transfer). 

Transfer dapat dilakukan karena adanya retensi, yaitu menyimpan atau mengingat apa yang telah dipelajari. Hal ini menunjukkan berpikir tingkat tinggi tidak dapat lepas dari berpikir tingkat rendah. Berpikir tingkat rendah merupakan landasan untuk berpikir tingkat tinggi
.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa cakupan berpikir tingkat tinggi cukup luas dan level proses berpikir dapat dikategorikan sampai 6 level seperti Taxonomy Bloom.

Untuk kepentingan penilaian tingkat nasional, dengan prinsip bermanfaat dan sederhana, Pusat Penilaian Pendidikan mengkategorikan proses berpikir menjadi 3 level kognitif, yakni :
a. Level 1 (Pengetahuan dan Pemahaman) mengukur kemampuan untuk mengingat dan memahami pengetahuan yang telah dipelajari.
b. Level 2 (Aplikasi) mengukur kemampuan menerapkan pengetahuan dalam konteks atau situasi yang familier atau rutin.
c. Level 3 (Penalaran) mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, yang tidak hanya sekedar mengingat dan memahami.

Proses berpikir yang termasuk dalam level ini seperti menganalisis, mengevaluasi, mengkreasi, berpikir logis, berpikir kritis, berpikir kreatif, menyelesaikan masalah pada konteks baru atau non rutin.

Untuk lebih jelasnya tentang Panduan dan Tata Cara Penulisan Soal HOTS silahkan Anda download pada link berikut; DOWNLOAD

Demikian informasi ini semoga bermanfaat dan jangan lupa berbagi. Salam pendidikan
Find Out
Related Post

Ikuti Gacerindo.com pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan Berita Terupdate tentang Dunia Pendidikan dan Hiburan). Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

Top Post Ad

Below Post Ad