Daftar Isi: (toc)
Meski tengah berjuang melawan virus corona atau COVID-19, bidang lain tetap harus berjalan dalam sebuah negara. Salah satunya adalah dunia pendidikan yang sebelumnya gencar akan dilakukan perbaikan menyeluruh, mulai dari pendidikan dasar hingga menengah.
Yang dalam hal ini menjadi ranah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarin. Karena Presiden Joko Widodo meminta perbaikan segera dilakukan, mengacu pada survei Programme for International Student Assessment (PISA) yang dijawab dengan 5 strategi oleh Nadiem.
"Kami sudah sepakati ada sekitar lima strategi besar terkait hasil PISA ini," ucap Nadiem yang kerap disapa ‘Mas Menteri’ itu.
Strategi pertama adalah mengubah standar penilaian sendiri yang sebelumnya dilakukan melalui Ujian Nasional (UN) menjadi assesment kompentensi minimum dengan mengambil rujukan dari PISA.
"Soal-soal (assesment) pun melekat dengan PISA tapi karena PISA hanya untuk usia 15 tahun maka kami akan menurunkan ke SD, SMP, SMA. Jadi ada setiap jenjang mengikuti standar internasional yaitu PISA dalam pemetaan pendidikan karena UN standarnya lokal, tapi assesment pendidikan kita internasional," jelas Nadiem.
Assesment kompetensi tersebut yang dites bukan hanya aspek kognitif, namun juga karakter dan yang berhubungan dengan norma, kesehatan mental, kesehatan moral dan kesehatan anak-anak di masing-masing sekolah.
Strategi kedua adalah transformasi kepemimpinan sekolah untuk memastikan guru-guru penggerak terbaik yang di berbagai daerah yang berkesempatan menjadi kepala sekolah. Guru-guru terbaik yang diproyeksikan menempati posisi pimpinan sekolah tersebut juga akan mereka diberikan fleksibilitas dan otonomi dalam penggunaan anggaran dan penggunaan teknologi.
"Ini untuk meminimalisasi beban administrasi mereka sehingga bisa fokus kepada mentoring guru-guru di dalam sekolah mereka," ujarnya.
Strategi ketiga, meningkatkan kualitas pendidikan profesi guru atau PPG agar tercetak guru berkualitas. Kemendikbud akan membuka program profesi guru lokal dan internasional agar terjadi transfer pengetahuan dan keterampilan.
"Jadi pabrik guru kita harus diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya. Pelatihan guru sekarang sifatnya jangan hanya teoritis tapi praktik dan ada pelatihan dengan sekolah-sekolah yang kualitasnya lebih baik jadi bukan hanya seminar tapi dengan interaksi antara guru dan guru," imbuh Nadiem.
Baca Juga; Gaji 13 dan THR PNS Akan Dikaji Kembali
Baca Juga; Nadiem Ubah Pola Rekrutmen Guru Harus Mengikuti PPG Dan Dinyatakan Lulus
Baca Juga; Kabar Gembira, Tunjangan Profesi Guru Akan Cair Pada 20 April
Strategi keempat, melakukan transformasi pengajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Menurutnya, saat ini banyak silabus dan kebijakan pengajaran sangat ketat. Banyak guru tidak bisa mengajar dengan tingkat kemampuan siswa yang berbeda-beda.
"Jadi kurikulum harus lebih fleksibel dan sederhana dan orientasi kompetensi dan dibantu juga dengan platform-platform online yang membantu segmentasi pembelajaran. Jadi semua murid tidak harus mengerjakan tugas yang sama misalnya murid dengan kemampuan yang berbeda mengerjakan project yang berbeda," ucapnya.
Straegi kelima, lanjut Nadiem, strategi pembenahan pendidikan bertumpu pada filosofi bahwa semua transformasi atau perubahan tidak hanya pada Kemendikbud semata. Ia mengajak partisipasi semua stakeholder pendidikan untuk melakukan pembenahan bersama-sama.
"Kemitraan kita dengan daerah dan berbagai organisasi penggerak akan ditingkatkan. Kami percaya partisispasi masyarakat, organisasi, perusahaan-perusahaan yang punya passion di pendidikan, efek teknologi startup di pendidikan semua dirangkul untuk menyasar pendidikan pembelajaran siswa," tandasnya mengutip Media Indonesia.
Source; http://berita.dreamers.id/
Ikuti Gacerindo.com pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan Berita Terupdate tentang Dunia Pendidikan dan Hiburan). Klik tanda ☆ (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.