Daftar Isi: (toc)
"Paling cepat kegiatan tatap muka dimulai akhir Agustus atau awal September. Itupun setelah ada clearance dari Gugus Tugas baik pusat maupun daerah," kata Deputi
Bidang Pendidikan dan Agama Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Agus Sartono, saat dihubungi Tempo, Ahad, 31 Mei 2020.
Agus mengatakan untuk saat ini, Covid-19 masih dinyatakan sebagai bencana nasional nonalam. Puncaknya pun diperkirakan masih akan terjadi antara Mei hingga Juni.
Agus menyebut jika prediksi tersebut benar, maka hingga kurva turun dan landai, pemerintah setidaknya mesti menunggu satu hingga dua bulan untuk membuka kembali sekolah.
"Kami mesti harus prepare for the worst, semoga tidak ada second wave. Tetapi vaksin Covid-19 belum akan ada sampai Desember 2020," kata Agus.
Anak-anak sebagai masa depan bangsa, kata dia, akan rentan terpapar jika tak dibiasakan mengenakan masker. Karena itu, proses pembelajaran mengambil skenario tetap menggunakan media daring disebut Agus masih menjadi pilihan utama untuk saat ini.
Ia mencontohkan sistem belajar di Perancis dan Korea Selatan dengan fasilitas sekolah dan kesehatan yang lebih bagus saja belum dapat menerakan belajar tatap muka. Meski sempat membuka kembali sekolah, namun akhirnya mereka menutup kembali sekolahnya setelah dibuka beberapa minggu.
"Saya tidak membayangkan jika satu keluarga ada 3 orang anak, misal salah satunya terpapar Covid dan harus menjalani isolasi. Apakah bisa sendiri? Pasti orang tua harus ikut menunggui. Ini akan menimbulkan kompleksitas dalam rumah tangga," kata Agus.
Artikel ini telah tayang di tempo.co
Ikuti Gacerindo.com pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan Berita Terupdate tentang Dunia Pendidikan dan Hiburan). Klik tanda ☆ (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.