Daftar Isi: (toc)
Gacerindo.com - Belakangan, laporan ITB soal potensi tsunami 20 meter menjadi perhatian publik. Sebenarnya gempa dan tsunami sudah terjadi berkali-kali di selatan Pulau Jawa yang masuk dalam zona megathrust.
"Zona megathrust bukanlah hal baru. Di Indonesia, zona sumber gempa ini sudah ada sejak jutaan tahun lalu saat terbentuknya rangkaian busur kepulauan Indonesia," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan tertulis kepada detikcom, Sabtu (26/9/2020).
Gempa di zona megathrust tidak selalu berkekuatan besar. Kebanyakan justru gempa-gempa kecil. Zona megathrust selatan Jawa memang sangat aktif, ini terpantau dalam peta aktivitas kegempaannya (seismisitas).
Ada gempa besar besar (major earthquake) dan gempa dahsyat (great earthquake) yang tercatat pernah terjadi di selatan Jawa. Berikut catatan BMKG:
Gempa besar (magnitudo 7,0 dan 7,9) sudah terjadi sebanyak 8 kali, yaitu:
1903 (M 7,9)
1921 (M 7,5)
1937 (M 7,2)
1981 (M 7,0)
1994 (M 7,6)
2006 (M 7,8)
2009 (M 7,3)
Gempa dahsyat (magnitudo 8,0 atau lebih besar) yang bersumber di zona megathrust selatan Jawa sudah terjadi 3 kali, yaitu:
1780 (M8,5)
1859 (M8,5)
1943 (M8,1)
"Sedangkan untuk gempa dengan kekuatan 9,0 atau lebih besar di selatan Jawa belum tercatat dalam katalog sejarah gempa," kata Daryono.
Tsunami di selatan Jawa pernah terjadi, pada tahun berikut:
1840
1859
1921
1921
1994
2006
"Selain data tersebut, hasil penelitian paleotsunami juga mengonfirmasi adanya jejak tsunami yang berulang terjadi di selatan Jawa di masa lalu," kata Daryono.
(Sumber; news.detik.com)
Ikuti Gacerindo.com pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan Berita Terupdate tentang Dunia Pendidikan dan Hiburan). Klik tanda ☆ (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.