Daftar Isi: (toc)
Suamiku berasal dari keluarga yang miskin, dia tinggal di gunung terpencil. Untuk membantu keluarganya dia menjual jagung dan tebu yang yang mereka tanam di pasar. Karena itu, suamiku sudah berpikiran dewasa sejak kecil, dan dia sangat bijaksana.
Aku mengenal suamiku sejak sekolah menengah, tetapi kami tidak saling mengenal dengan baik pada saat itu. Karena ayahnya patah kakinya di lokasi konstruksi, dia harus membayar sejumlah besar biaya pengobatan. Jadi untuk biaya perawatan ayahnya, dia tidak punya pilihan selain putus sekolah dan pergi bekerja.
Suamiku pernah berbagi denganku bahwa untuk menghasilkan uang, tidak peduli seberapa keras kerja keras yang dia lakukan,dia akan tetap melakukannya.
Kemudian dia mendengar bahwa bisnis menjual rumah sangat menguntungkan, jadi dia beralih menjadi makelar menjual rumah, dan kemudian dia bertemu denganku.
Setelah menikah, aku segera hamil, dan aku kemudian keluar dari pekerjaan untuk merawat bayiku di rumah.
Sejak bulan kelima kehamilan, ketika aku bangun di tengah malam, aku sering menemukan bahwa suamiku tidak ada di tempat, dan keesokan harinya aku bertanya ke mana dia perg, dia selalu mengatakan bahwa dia tidak bisa tidur dan berjalan ke bawah, yang membuatku semakin merasa ada yang tidak beres
Suatu malam, aku pura-pura tertidur dan kemudian dia menyelinap keluar. Aku memutuskan untuk mengikutinya, aku melihatnya berjalan ke sebuah restoran, aku bertanya-tanya apakah dia lapar?
Tanpa diduga, begitu aku masuk, aku melihat suamiku memotong ikan di konter di restoran …
Ternyata demi bayiku, dia lebih suka tidak beristirahat untuk menghasilkan banyak uang dengan mengambil banyak pekerjaan!
Melihat adegan ini, aku tidak bisa menahan air mataku. Aku benar-benar bersyukur telah mendapatkan suami yang luar biasa!(lidya/yn)