Daftar Isi: (toc)
Gugur dalam tugas adalah resiko bagi setiap anggota TNI-POLRI.
Bahkan, tak sedikit dari mereka yang langsung ditugaskan ke daerah berbahaya.
Hingga tak sedikit dari mereka yang meregang nyawa.
Ini jugalah yang terjadi pada anggota Brimob yang bertugas di Papua.
Ia menjadi korban kebrutalan KKB yang terjadi di Kabupaten Nduga, Papua, tersebut menyisakan duka mendalam bagi salah satu keluarga anggota Brimob yang gugur dalam tugas.
Padahal, ia adalah tulang punggung bagi keluarga karena ayahnya adalah seorang buruh di Nunukan.
Gara-gara kontak senjata itu, satu anggota Brimob gugur dan dua lainnya luka berat.
Insiden yang terjadi sekitar pukul 07.20 WIT itu terjadi saat anggota sedang melaksanakan pengamanan bandara dalam rangka pendorongan logistik serta untuk pendaratan helikopter yang membawa Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Tindak, Kombes Pol. Jhon Sitanggang, S.I.K., bersama tim.
Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin kepada Antara, membenarkan terjadinya insiden yang menyebabkan meninggalnya satu anggota Brimob itu.
Memang benar ada kontak tembak antara anggota brimob dengan KKB hingga menewaskan satu anggota brimob dan dua anggota lain terluka.
Korban saat itu langsung dievakuasi k RSUD Timika menggunakan helikopter.
Dikutip dari Tribratanews, anggota brimob yang menjadi korban dalam kontak tembak tersebut adalah Bharada Aldy, sedangkan yang terluka yakni Ipda Arif Rahman dan Bharada Ravi Fitrah Kurniawan.
Bharada Aldy meninggal dunia dengan luka temba di bahu bagian ketiak kanan.
Sementara Ipda Arif Rahman menderita luka tembak di bahu kiri, tembus punggung belakang dan Bharada Ravi Fitrah Kurniawan menderita luka tembak di pinggang kanan belakang.
Sosok Bharada Aldy, Anggota Brimob yang Gugur Saat Kontak Senjata dengan KKB di Nduga Papua.
Bharada Aldy merupakan anak kedua dari keluarganya.
Almarhum lahir pada 3 April 1997.
Dikutip dari Antara, sebelum memutuskan mendaftar Polri pada tahun 2017, Aldy bekerja sebagai buruh di Pelabuhan Tunon Taka, Kabupaten Nunukan, membantu ayahnya.
Amir, ayah Bharada (Anumerta) Aldy, di Nunukan, Kamis (21/3/2019) menuturkan, selepas tamat SMA pada tahun 2016, almarhum sempat menganggur satu tahun.
Pada saat menganggur, ia membantu ayahnya yang bekerja sebagai buruh angkut di pelabuhan.
Aldy saat ingin menjadi anggota Polri sehingga orang tuanya mengizinkannya mendaftar Brimob pada 2017.
Kemudian pada Februari 2019, almarhum mendapatkan penugasan di Papua.
Lebih dari sebulan ia ditugaskan dalam penjagaan keamanan di Nduga, Papua.
Ayahnya, Amir, sangat sedih mendengar kabar anaknya meninggal dunia akibat luka tembak kelompok bersenjata di Kabupaten Nduga pada Rabu (20/3/2019) sekira pukul 08.00 WITA.
Amir mendapat kabar duka ketika melalui telepon saat sedang bekerja di Pelabuhan Tunon Taka.
"Saya sangat sedih, Pak," tutur dia sambil bergegas berangkat ke Tarakan menjemput jenazah anaknya yang rencananya tiba malam nanti dari Balikpapan menggunakan pesawat Lion Air.
Selama itu pula belum pernah pulang ke Kabupaten Nunukan menemui orang tuanya hingga diberangkatkan oleh negara sebagai pasukan pengamanan di Kabupaten Nduga.
Almarhum Muhammad Aldy mendapat kenaikan pangkat luar biasa (KPLB) satu tingkat menjadi Bhayangkara Satu (Bharatu).