Innalillahi...Heboh Asap Chemtrail di Langit Indonesia Disebut Penyebar Omicron Hingga Teori Konspirasi, Begini Faktanya: Sangat....

Daftar Isi: (toc)




Innalillahi...Heboh Asap Chemtrail di Langit Indonesia Disebut Penyebar Omicron Hingga Teori Konspirasi, Begini Faktanya ?


Fenomena contrail atau condensation trail yang menyerupai "asap" dari pesawat sering kali dihubungkan oleh teori mengenai chemtrail (chemical trail) atau jejak zat kimia di langit.


Berbagai jejak contrail pesawat, khususnya dari pesawat tempur, belakangan banyak diviralkan sebagai bentuk dari chemtrail.


Chemtrail sendiri adalah teori yang menyebut pemerintah atau pihak tertentu melakukan misi rahasia dengan menyebarkan zat kimia beracun ke atmosfer dari pesawat.


Mereka yang percaya dengan teori ini berspekulasi chemtrail merupakan jejak senjata biologis yang disebar untuk melakukan hal-hal buruk seperti penyebaran virus, dilakukan untuk mengurangi penduduk bumi, bahkan sebagai pengendali pikiran.


"Tidak terbukti. Jadi memang sangat lemah (keakuratan informasi soal chemtrail). Baik dari penelitian, referensi, itu lemah sekali bahwa ada bahan kimia yang disebar begitu," ungkap Kepala Sub Bidang Layanan Informasi Penerbangan BMKG, Ismanto Heri saat dihubungi, Rabu (16/2/2022).


Ismanto menegaskan, jejak asap putih di langit yang sering terlihat adalah contrail atau jejak kondensasi pesawat terbang yang tercipta karena pengembunan udara dengan kadar air tinggi yang bergesekan dengan mesin pesawat.


"Kami melihatnya itu adalah fenomena awan yang muncul di belakang pesawat, bentuknya seperti garis. Dan itu biasa terjadi," jelas Ismanto.


Ismanto pun bisa memastikan, bahwa tak pernah ada chemtrail di Indonesia.


"Dari diskusi dan penelitian, memang belum ditemukan. Dari kami tidak menemukan itu (chemtrail untuk senjata). Tidak terbukti," tegasnya.


Ia mengatakan, akan terlihat perbedaan apabila memang zat kimia dilepaskan dari pesawat.


"Secara umum bahan-bahan kimia yang dilepaskan dengan sengaja memiliki jejak tidak setegas contrail, baik dari sebaran dan warna," ungkap Ismanto.


Melansir pemberitaan surya.co.id tanggal 15 Juli 2011, teori chemtrail sudah ada sejak tahun 1996.


Sama seperti di Indonesia, di berbagai belahan dunia, jejak asap di langit dari pesawat kerap dihubungkan dengan teori chemtrail.


Penganut teori konspirasi di Amerika Serikat, Jeff Rense punya anggapan chemtrail sengaja disemprotkan oleh pemerintah mereka untuk mengendalikan populasi atau dengan kata lain, untuk mengurangi jumlah manusia secara diam-diam.


Ada juga yang menyebut chemtrail merupakan sebuah eksperimen penelitian.


Namun lembaga resmi Pemerintah AS yang berkaitan dengan sains dan angkasa menepis keras teori konspirasi tersebut.


Isu chemtrail di Indonesia


Di Tanah Air, teori konspirasi soal chemtrail juga banyak berkembang.


Tak sedikit hoax bermunculan terkait isu ini.


Seperti pada Juli 2021, media sosial dihebohkan dengan video yang menyebarkan isu chemtrail ditemukan di sejumlah daerah untuk menyebarkan penyakit.


Dalam narasi video itu dikatakan, beberapa daerah yang melihat chemtrail adalah Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Bali, Semarang, Makassar, dan Cirebon.


“Ini namanya Chemtrail, bukan buang-buang bahan bakar, ini banyak orang yang nggak tahu ini. Elu jangan keluar kalau kena ginian, racun ini. Maksudnya kalau yang dekat-dekat,” ujar seseorang dalam video itu, seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Rabu (14/7/2021).



Kemudian pada September 2021, sebuah akun Facebook menyebarkan informasi mengenai kematian ribuan burung pipit akibat chemtrail.


"Ribuan Burung Pipit Mati Dibalai Kota Cirebon,..?? Virus Bikinan Manusia itu ya Begini,... Akibat Nyebar² Racun Diudara ya Begini Jadinya,.. Cuma Ada Dua Kemungkinan: Akibat Chemtrail Atau Radiasi Frekuensi 5G, Sesekali Lihatlah Langit Diatas,.. Bahaya Racun Sedang Disebar,...Jangan Terlalu Nunduk Baca Sosmed di HP Android," tulis pengunggah dalam status Facebook-nya.


Terbaru, teori chemtrail kembali muncul lewat video berdurasi 15 detik yang memperlihatkan garis putih memanjang di langit.


Video tersebut viral di media sosial pada Selasa (15/2/2022)


Pemilik akun menuliskan narasi bahwa Jakarta telah digempur chemtrail pada 14 Februari pukul 01.00 dini hari.


"Jakarta di gempur chemtrail 14 februari pukul 1 tengah malam. Stay safe untuk warga jakarta ya, berdoalah mereka semua yg terlibat cepat menerima hukumannya," demikian narasi yang dituliskan pada keterangan video viral di Twitter itu.


Bantahan isu chemtrail


Sejumlah pihak dengan tegas membantah teori konspirasi chemtrail.


Kepala Dinas Penerbangan TNI Angkatan Udara (Kadispen AU) Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah kerap meluruskan informasi yang beredar mengenai isu chemtrail yang ada di Indonesia.


Ditegaskan Indan, fenomena jejak putih di langit merupakan contrail yang kerap terjadi ketika pesawat sedang melintas.


“Ini merupakan hasil dari pengembunan udara dengan kadar air tinggi yang bergesekan dengan mesin pesawat. Ada juga yang menyebutnya dengan vapor trails tapi jika bentuknya mulai berpendar atau melebar seperti awan biasa juga disebut dengan aviaticus cloud,” ujar Indan mengklarifikasi isu chemtrail di bulan Juli 2021.


Indan menegaskan, Indonesia memang memiliki sejumlah misi penerbangan dengan membawa bahan kimia.


Namun misi tersebut tidak terkait dengan penyebaran senjata biologis


Penerbangan yang membawa zat kimia di Indonesia dilakukan hanya untuk keperluan seperti:


Misi TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) pesawat membawa NaCl yang disebar di area berawan untuk membuat terjadinya hujan

Misi pemadaman kebakaran suatu area, seperti kasus karhulta

Penyebaran pupuk atau anti hama untuk area perkebunan

Mantan KSAU Chappy Hakim juga menegaskan hal serupa.


Baginya, teori chemtrail tidak benar.


“Saya enggak mengenal ya terminologi chemtrail itu. Tapi kalau melihat video viral, itu adalah condensation trail,” kata Chappy Hakim pada Juli 2021. Ia menjelaskan fenomena asap membentang lurus di langit merupakan hasil dari ekor pesawat yang berasap karena adanya proses kondensasi.


Proses kondensasi itu yang kemudian menyebabkan pesawat menghasilkan asap putih seperti ekor.

“Intinya karena di atas itu temperaturnya dingin, exhaust knalpotnya itu panas, maka terjadilah proses kondensasi yang terlihat seperti asap putih itu,” jelas Chappy.


Berbagai saluran Pemerintah juga meluruskan informasi mengenai isu chemtrail.


Seperti yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) baru-baru ini.


Dalam website resminya, Kominfo mengkategorikan sebuah unggahan di media sosial dengan logo hoax.


Unggahan yang dimaksud menunjukkan foto jejak pesawat berupa asap putih dengan narasi peringatan agar masyarakat waspada terhadap pesawat chemtrail yang sedang aktif di udara untuk menyebarkan penyalit.


Pesan hoax tersebut juga mengklaim Omicron bukanlah virus, tetap akibat keracunan chemtrail yang disebarkan di udara.


"Klaim bahwa Omicron merupakan bukan virus Covid-19 tetapi chemtrail yang disebarkan melalui pesawat adalah salah. Faktanya, Omicron adalah varian virus Covid-19 dengan kode B.1.1.529 yang dilaporkan WHO pada 24 November 2021 dan ditemukan di Afrika Selatan. Sementara itu, jejak pesawat atau asap putih yang keluar dari pesawat tidak ada kaitannya dengan chemtrail," demikian penjelasan Kominfo pada 2 Februari 2022, seperti dikutip dari di kominfo.go.id.


Website https://jalahoaks.jakarta.go.id/milik Pemprov DKI Jakarta juga pernah memberikan klarifikasi terkait teori konspirasi chemtrail.


Jala hoaks sendiri merupakan singkatan dari Jakarta Lawan Hoaks.


"Klaim Chemtrail penyebar virus adalah keliru. Sampai saat ini belum ada penelitian yang dapat membuktikan bahwa Chemtrails itu benar-benar ada dan apa maksud dari Chemtrails tersebut. Hal ini masih merupakan teori konspirasi yang berkembang sejak tahun 90-an," tulis Jala Hoax, Rabu (28/7/2021) .

Find Out
Related Post

Ikuti Gacerindo.com pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan Berita Terupdate tentang Dunia Pendidikan dan Hiburan). Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

Top Post Ad

Below Post Ad