Jangan Diikuti! Arti Kata Slebew yang Diucapkan Jeje Citayam Ternyata Diblokir Kominfo...

Daftar Isi: (toc)


Kata Slebew belakangan menjadi tren dan banyak diucapkan banyak orang. Slebew menjadi populer berawal dari komunitas SCBD (Sudirman, Citayam, Bojong dan Depok) yang kemudian tenar jadi Tren Citayam Fashion Week.

Anak SCBD kerap dijadikan konten dengan diwawancarai seputar diri mereka. Salah satu anak SCBD yang jadi viral dan terkenal dengan istilah atau kata slebew ini adalah Jasmine Laticia atau Jeje Citayam. Bahkan kini banyak yang menyebutnya Jeje Slebew

Karena Jeje kerap berucap "Slebew" saat sedang diwawancarai. Dalam satu video misalnya, Jeje yang sedang merangkul leher Roy kekasihnya. Ia mengatakan pelukannya itu tak boleh dilepaskan oleh Roy. Pewawancara pun menanyakan, bagaimana rasanya.

"Slebew," jawab Jeje.

Bukan sekali dua kali Jeje menyebutkan "slebew" dalam setiap kontennya.

Kemudian tanpa mengetahui arti kata slebew, banyak orang yang kemudian ikut-ikutan menyebutkannya. Hingga pencarian arti kata slebew di laman pencarian Google pun naik.

Jika ditelusuri di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) maupun kamus Bahasa Inggris, kata slebew tidak ditemukan artinya. Di Google Translate, kata slebew terdeteksi sebagai kata yang mengandung arti tidur nyenyak.

Namun dalam penelusuran lebih jauh banyak yang menyebut jika slebew memiliki arti yang kurang pantas karena terkait dengan konten pornografi atau seks.

Bahkan kata slebew termasuk yang diblokir Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) saat memblokir ratusan situs video dewasa. Arti slebew diduga merupakan plesetan untuk kata yang berbau mesum dan porno. Bahkan tak jarang ada juga yang mengartikan kata sleebew sebagai hubungan sex.

Kata slebew juga masuk dalam ulasan situs FP Darkside of Dimension dalam kategori hal-hal berbau pornografi agar tidak terdengar menjijikkan.
Pakar anak, Seto Mulyadi pun mengomentari soal kata slebew ini. Menurutnya, kata slebew yang menjadi viral tidak cocok untuk digunakan dalam batas usia anak-anak.

"Bahasa anak muda atau bahasa remaja seperti itu kan tidak cocok untuk anak-anak. Contohnya begini di Surabaya, ada kata-kata jancok lalu di Citayam itu ada kata (slebew) seperti itu. Tapi kan untuk konteks remaja itu sebagai bahasa pergaulan," kata Seto Mulyadi seperti dikutip dari InsertLive.
Jadi kalau dipakai anak-anak dan didengar ayah ibunya kok anak kecil udah bicara begitu, sikap orang tua harusnya mengingatkan bahwa bahasa itu tidak diperbolehkan dan diberi pengertiannya," sambungnya.
Find Out
Related Post

Ikuti Gacerindo.com pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan Berita Terupdate tentang Dunia Pendidikan dan Hiburan). Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

Top Post Ad

Below Post Ad