Daftar Isi: (toc)
Kabar duka menyelimuti sepak bola Tanah Air. Eks pemain Timnas U-16 Ahmad Faruq Idhom Afi meninggal dunia karena penyumbatan darah di otak.
Ahmad Afi menghembuskan napas terakhir di RSUD dr Soewandi Surabaya pada Rabu (9/2/2022) pukul 08.00 WIB.
Afi sempat menjalani perawatan selama tiga pekan sejak Rabu (19/1/2022) sebelum akhirnya tidak tertolong.
Kabar meninggalnya Afi disampaikan langsung Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
"Saya dapat kabar, adik Afi yang pernah ikut seleksi sepak bola nasional PSSI dan kemarin sakit karena jatuh, hari ini meninggal dunia di rumah sakit. Saya mohon doanya," kata Eri Cahyadi dikutip BolaSport.com dari Kompas.com.
Karier pemuda asal Surabaya, Jawa Timur di sepak bola sudah dimulai sejak kanak-kanak.
Sang ayah Abdurrohman mengakan, bahwa putra sulungnya itu sangat menggemari sepak bola sejak masih kecil.
Melihat ada bakat si kulit bundar pada diri anaknya, Afi pun kemudian dimasukkan ke sekolah sepak bola (SSB) di Surabaya.
Ahmad Afi bahkan sering mengikuti turnamen sepak bola di tingkat kota.
Pada 2016 lalu, ia juga sempat mendapatkan piala dan piagam dalam pertandingan sepak bola.
Meski berpostur kecil, Afi sangat lincah sehingga ia dijuluki "Afi kancil" oleh rekan-rekannya.
"Dulu Afi sempat juara harapan Piala Wali Kota Surabaya 2016 dan juara turnamen Piala Mitra Surabaya," kata Abdurrohman dilansir dari Kompas.com.
Abudrrohman terus mendukung Afi hingga pada akhirnya dipanggil ikut seleksi timnas U-16 arahan Bima Sakti.
Pada seleksi tahapan pertama, Afi dinyatakan lolos seleksi.
Namun, pada panggilan tahap kedua, Afi tak bisa memenuhi panggilan karena sakit yang diderita.
"Sebelum Afi sakit itu, dia dapat panggilan timnas U16. Seleksi pertama Afi lolos, tetapi seleksi kedua tidak bisa hadir karena sakit," tutur Abdurrohman.
Menurut Abdurrohman, Afi sakit sejak 24 Juni 2020 setelah terpeleset di dalam kamar mandi rumah.
Setelah berhasil sadarkan diri, tubuh Afi mengalami kejang. Sejak saat itulah kondisi fisiknya semakin lemah hingga dinyatakan menderita penyakit kronis.
"Awalnya, Afi terpeleset di depan kamar mandi dan tidak sadarkan diri. Mau makan dan minum langsung kejang," kata dia.
Saat itu, kondisinya fisiknya masih terbilang normal dan tak ada bekas luka apa pun setelah terjatuh.
Afi juga masih sempat berbicara selama sekitar lima hari.
Namun, setelahnya Afi sudah tak bisa berbicara lagi. Ia hanya bisa merespons ketika ada seseorang yang memanggil maupun mengajaknya berinteraksi.
Kemudian, keluarga membawa Afi ke RSAL Surabaya dan menjalani perawatan selama sekitar dua bulan.
"Saya berharap Afi bisa sembuh, bisa main bola lagi. Dia sangat ingin main di Persebaya, dia juga ingin main bersama timnas sampai ke luar negeri," tutur sang ayah.
Kondisi Afi yang tak kunjung pulih pun sempat mendapat perhatian dari Pemkot Surabaya.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Surabaya, Rini Indriyani, datang langsung ke rumah Afi bersama ambulans yang siap mengantar Afi melakukan pemeriksaan kesehatan di RS Soewandhie.
Namun, Tuhan berkehendak lain, Afi mengembuskan napas terakhir di RSUD dr Soewandhie Surabaya pada Rabu (9/2/2022) pukul 08.00 WIB.
Rini yang turut bertakziah ke rumah duka pun langsung memeluk ibunda Afi, Farida, sambil menguatkan hatinya.
"Ya Allah, hati saya runtuh melihat Mama (Ibu) ananda Afi yang begitu kuat dan tangguh. Ibu (Farida) harus kuat nggih," kata Rini Indriyani yang juga istri Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Jenazah Afi dishalatkan di masjid terdekat sebelum dimakamkan ke Kabupaten Bangkalan, Madura, kampung halaman ibundanya.
Ikuti Gacerindo.com pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan Berita Terupdate tentang Dunia Pendidikan dan Hiburan). Klik tanda ☆ (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.