Daftar Isi: (toc)
Gacerindo - Turki punya tradisi unik dalam berbagi untuk sesama yang membutuhkan. Disebut 'askida ekmek', tradisi ini mendorong orang-orang agar menyebarkan kebaikan, tanpa mengharapkan balas jasa.
Askida ekmek dalam bahasa Turki mengandung arti 'roti di gantungan' atau 'roti yang tertunda'. Apa maksudnya
Tradisinya bekerja seperti ini: seseorang pergi ke toko bakery membeli roti dan membayar untuk dua roti. Tapi dia hanya akan membawa satu roti. Saat melakukan pembayaran, beri tahu kepada penjual bahwa salah satu rotinya adalah 'askida ekmek'.
Roti itu kemudian dibungkus dan digantung oleh penjual bersama roti-roti lainnya yang sudah menjadi 'askida ekmek'. Tujuannya agar orang yang kelaparan dan tidak mampu bisa meminta roti tersebut, dengan bertanya, 'Askida ekmek var mi?' yang artinya 'apakah ada rti di gantungan?'
Penjual lalu akan mempersilakan mereka mengambil roti dengan gratis. Roti diambil hanya secukupnya saja, sesuai kebutuhan, dan tak boleh dihabiskan karena masih banyak orang-orang tak mampu lainnya yang mungkin butuh roti tersebut untuk dimakan.
Dalam budaya Turki, roti tidak hanya dipandang sebagai makanan pokok, tapi punya arti lebih penting dari itu. Seperti dikutip dari CNN, makan roti bisa menopang hidup dan melindungi kehidupan adalah sesuatu yang sakral.
"Roti sangat penting sebagai makanan dan merepresentasikan pemuas rasa lapar," ujar Febe Armanios, profesor Sejarah yang fokus mempelajari hubungan antara umat Kristen-Muslim dari Middlebury College di Vermont, Amerika Serikat.
Muslim Turki juga menganggap roti sebagai rahmat dari Tuhan. Jika sepotong roti jatuh ke tanah harus segera diambil sebelum ditaruh di tempat yang lebih tinggi.
Produksi roti di Turki terbilang tinggi. Setiap harinya orang Turki akan membuat roti dua kali sehari. Roti yang baru matang selalu disajikan dalam keranjang untuk dimakan bersama makanan lainnya.
Kembali lagi ke 'askida ekmek', tradisi yang mirip seperti ini juga dipraktekkan orang-orang Barat. Di beberapa negara Eropa, ada istilah 'suspended coffee' atau 'kopi yang tertunda'.
Konsepnya lebih kurang sama dengan 'askida ekmek'. Seseorang membeli dua cangkir kopi tapi hanya satu cangkir yang dia ambil. Sementara kopi satunya lagi akan disimpan di kasir sampai ada orang yang membutuhkan meminta kopi tersebut.
Sebuah tradisi yang mencerminkan indahnya berbagi. Hanya memberi, tak harap kembali.
Sumber:
Ikuti Gacerindo.com pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan Berita Terupdate tentang Dunia Pendidikan dan Hiburan). Klik tanda ☆ (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.