Daftar Isi: (toc)
Ayah bocah di Ciamis yang meninggal akibat HP meledak menceritakan tangis pilu anak keduanya saat melihat sang kakak terkapar tak berdaya.
Pria bernama Dayat itu menuturkan bahwa pada saat kejadian, di rumahnya hanya ada sang anak pertama dan adiknya.
Sebelum kejadian, Ikmal Hamdan Maulana bermain handphone (HP) dalam kondisi di-charge.
Pada waktu itu, adiknya yang baru berumur 2 tahun tiba-tiba keluar dari rumah menghampiri sang nenek yang berada di luar rumah sambil menangis.
Adiknya pun sempat berbicara tak karuan dan tak jelas, sehingga tidak dapat dimengerti oleh sang nenek.
Neneknya sempat mau menggendong, tetapi si anak malah menangis dan tidak mau digendong.
"Adiknya kayaknya mengisyaratkan minta tolong. Ya namanya anak masih kecil belum jelas bicaranya," kata Dayat saat ditemui di rumahnya, Kamis, 4 Agustus 2022.
Dayat pun tak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya saat mengetahui sang anak meninggal dunia gegara HP meledak.
Sang ayah yang sedang merantau di Bogor pun mengalami syok, bahkan sempat pingsan setelah mendapatkan kabar duka dari anaknya yang masih berusia 9 tahun itu.
Dayat yang bekerja di Bogor sebagai pegawai bangunan mendapat kabar dari kerabatnya bahwa sang anak meninggal dunia karena luka bakar di dada akibat ponsel meledak.
Saat medapat kabar itu, dia barus saja mau melanjutkan pekerjaan setelah selesai makan siang bersama pekerja lainnya.
Tanpa banyak menunda, Dayat pun bergegas pulang ke Ciamis dengan perasaan tak menyangka anak pertamanya mengalami kejadian nahas tersebut.
"Enggak tahu kronologis pastinya. Namun menurut dari cerita ibunya, setelah ibunya pulang dari warung sudah kejadian kayak begitu," tuturnya.
Peristiwa nahas yang terjadi di Dusun Bojongjaya, Desa Kiarapayung, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis ini pun cukup menggegerkan warga Rancah dan dunia pendidikan sekitarnya.
Kepala Korwil Pendidikan Rancah, Tata Sugianto mengaku sangat kaget ketika mendapat kabar dari salah seorang guru SD yang bersangkutan.
"Terus terang saya sangat kaget, kejadian ini akan kami jadikan pelajaran yang sangat berharga dan akan dijadikan edukasi bagi para siswa serta orangtua lainya,” ujarnya.
Dengan begitu, Tata Sugianto berharap kejadian serupa tidak akan terjadi lagi ke depannya.
“Ya sudahlah, kejadian jangan sampai terulang kembali termasuk pada keluarga saya," ucapnya.